Urinorang sehat tidak mengandung protein Bens Jones, yang diwakili oleh rantai ringan imunoglobulin, yang dideteksi sebagai hasil pembentukan Diagnosis penyakit dan pemantauan kondisi ini dilakukan dengan pemeriksaan urine oleh laboratorium yang menunjukkan kandungan kuantitatif tubuh protein. Konkretisasi subtipe myeloma didasarkan pada
Pemeriksaan protein urine bisa memperlihatkan gejala infeksi saluran itu prosedur pemeriksaan protein urine?Pemeriksaan protein urine adalah prosedur untuk mengetahui kadar protein di dalam urine. Jika ternyata ditemukan protein dalam jumlah berlebih di dalam urine, maka ada kemungkinan pasien tersebut mengalami kerusakan fungsi ginjal, infeksi ataupun penyakit lain seperti diabetes dan darah tinggi. Pada kondisi normal, protein tidak seharusnya ada di dalam urine atau kalaupun ada, jumlahnya tidak ini dapat membantu dokter mendiagnosis penyakit-penyakit seperti infeksi saluran kemih, infeksi ginjal, kerusakan ginjal akibat konsumsi obat-obatan tertentu, keracunan logam berat, hingga kanker kandung kemih. Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan protein urine jika mencurigai adanya gangguan pada ginjal Anda. Pemeriksaan ini juga diperlukan untukMelihat respons ginjal terhadap pengobatan tertentuMembantu menentukan diagnosis apabila pasien merasakan gejala infeksi saluran kemihTes analisis urine rutinApa saja persiapan untuk menjalani pemeriksaan protein urine?Pastikan Anda memberitahu dokter mengenai setiap obat yang sedang dikonsumsi. Sebab, ada beberapa obat yang dapat memengaruhi kadar protein dalam urine. Dokter mungkin akan meminta Anda menghentikan konsumsi obat tertentu atau mengganti dosisnya sebelum menjalani yang bisa memengaruhi kadar protein dalam urine adalahObat antibiotik, termasuk golongan aminoglikosida, sefalosporin, dan penisilinObat antijamur, termasuk amfoterisin-B dan griseofulvinObat anti-inflamasi non-steroidLithium untuk mengobati gangguan suasana hatiPenisilaminSalisilat untuk mengobati peradanganPastikan Anda cukup minum sebelum pemeriksaan. Dengan demikian, Anda jadi lebih mudah untuk buang air kecil saat harus memberikan sampel urine, sekaligus menghindari dehidrasi yang bisa memengaruhi hasil itu, hindari olahraga berat sebelum pemeriksaan, yang juga bisa memengaruhi hasil pemeriksaan. Apabila Anda baru saja menjalani tes radioaktif dengan zat pewarna kontras, Anda harus menunggu setidaknya 3 hari untuk bisa menjalani pemeriksaan protein urine. Sebab, zat pewarna kontras masih mengendap dalam urine pada jangka waktu tersebut, dan bisa berdampak pada hasil yang dilakukan dokter pada prosedur pemeriksaan protein urine?Ada dua jenis pemeriksaan protein urine, yaitu pemeriksaan acak random dan pemeriksaan urine yang keluar selama 24 Pemeriksaan protein urine acakPada pemeriksaan ini, Anda akan memberikan sample urine di klinik, laboratorium medis, atau bahkan menampungnya terlebih dahulu di rumah. Anda akan mendapat wadah steril tertutup dan kain penyeka untuk membersihkan area ini tahap-tahap yang perlu dilakukan saat melakukan pemeriksaan protein urine metode acakCuci tangan hingga bersih dan buka tutup wadah penampung menyentuh bagian dalam wadah maupun tutupnya dengan jari, agar sampel urine tidak area genital dengan kain buang air kecil di toilet selama beberapa detik, dan hentikan laju posisikan wadah penampung di bawah area genital, dan kembali keluarkan urine yang urine, dan jangan sampai wadah tersebut menyentuh anggota tubuh selesai menampung sampel, Anda bisa melanjutkan buang air wadah dan serahkan sampel sesuai instruksi pada dokter maupun petugas Anda tidak bisa menyerahkannya dalam waktu 1 jam, simpan sampel tersebut di Pemeriksaan protein urine 24 jamDokter akan merekomendasikan pemeriksaan ini jika menemukan adanya protein dalam hasil tes protein urine acak. Dalam tes 24 jam ini, Anda akan mendapat wadah besar dan beberapa kain penyeka. Jangan menampung urine pertama dalam hari pemeriksaan. Namun, catat waktu buang air kecil pertama tersebut, sebagai awal dari periode pemeriksaan protein urine 24 24 jam berikutnya, tampung urine dalam wadah yang sudah Anda terima. Pastikan Anda membersihkan area genital sebelum buang air kecil. Sama seperti tes random, jangan sampai wadah bersentuhan dengan area periode penampungan urine, simpan sampelnya di kulkas. Setelah 24 jam, serahkan sampel tersebut pada dokter maupun petugas apa yang didapatkan dari prosedur pemeriksaan protein urine?Dokter akan memeriksa kadar protein dalam sampel urine Anda. Jika hasilnya menunjukkan protein dalam kadar tinggi, Anda akan diminta menjalani pemeriksaan protein urine lagi. Dokter juga mungkin merekomendasikan pemeriksaan fisik dan tes kadar protein dalam sampel urine sebenarnya tidak serta-merta menggambarkan adanya gangguan medis yang membutuhkan perawatan. Olahraga berat, diet, stres, kehamilan, dan sejumlah faktor lainnya, bisa membuat kadar protein tinggi untuk sementara waktu dalam jika setelah menjalani sejumlah rangkaian kesehatan, kadar protein dalam urine Anda tetap tinggi, kondisi ini bisa mengindikasikanInfeksi saluran kemihPenyakit lupusTekanan darah tinggiPre-eklampsia, sebagai komplikasi serius selama kehamilan, yang bisa mengancam nyawa ibu dan bayiDiabetesJenis kanker tertentuApa risiko dari prosedur pemeriksaan protein urine?Tidak ada risiko dari pemeriksaan protein urine ini.
keumuman. Elektroforesis adalah teknik yang digunakan dalam analisis laboratorium yang mengeksploitasi massa molekul dan muatan listrik protein, untuk mengevaluasi kuantitas dan kualitasnya.Secara khusus, pemeriksaan ini memungkinkan pemisahan protein menjadi lima fraksi: albumin, alpha 1 globulin, alpha 2 globulin, beta globulin dan gamma globulin.
Mahasiswa/Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung28 Oktober 2021 1643Hallo Rudy, kakak bantu jawab yaa Hasil pemeriksaan laboratorium, menunjukkan bahwa urin mengandung protein sebagai akibat gangguan fungsi glomerulus. Glomerulus memiliki peranan sebagai tempat filtrasi darah, yaitu proses penyaringan sel darah serta protein darah dan menghasilkan urin primer/ filtrat glomerulus. Kelainan dimana terdapat protein di urin disebut dengan albuminuria atau proteinuria. Umumnya hal ini terjadi karena adanya peradangan pada glomerulus sehingga proses filtrasi darah tidak dapat berjalan sempurna. Oleh karena itu, pilihan jawaban yang tepat adalah B. Semoga membantu ya!
UrinePak Riko mengandung protein menunjukkan bahwa proses pembentukan urine tidak berlangsung sempurna. Perhatikan tahapan bentukan urine berikut! Filtrasi: penyaringan zat sisa metabolisme oleh glomerulus untuk menghasilkan urine primer. Urine primer masih mengandung glukosa, garam, dan asam amino. Tetapi protein sudah ditemukan pada tahap ini.
Berikut ini adalah soal-soal materi sistem ekskresi untuk siswa SMA kelas XI. Kunci jawaban di bawah soal. 1. Perhatikan beberapa organ tubuh manusia di bawah ini! 1. paru-paru 2. jantung 3. ginjal 4. lambung 5. limpa Di antara organ tersebut yang berfungsi sebagai alat ekskresi adalah …. a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 4 d. 3 dan 5 e. 4 dan 5 2. Bagian-bagian ginjal dari luar ke dalam adalah…. a. pelvis-medula-korteks b. korteks-medula-pelvis c. medula-korteks-pelvis d. korteks-pelvis-medula e. medula-pelvis-korteks 3. Hasil tes urine Bu Siska menunjukkan adanya glukosa. Hal ini disebabkan adanya kelainan fungsi ginjal dalam proses …. a. filtrasi b. augmentasi c. reabsorpsi d. defekasi e. ekskresi 4. Perhatikan tabel hasil tes urin di bawah ini Urin Amir dites benedict hasil Hijau, dites biuret hasil Kekuningan Urin Budi dites benedict hasil Biru muda, dites biuret hasil Ungu Urin Adi dites benedict hasil Merah bata, dites biuret hasil Kekuningan Dari tabel di atas Budi dan Adi mengalami kelainan…. a. albuminuria dan diabetes mellitus b. diabetes mellitus dan albuminuria c. albuminuria dan diabetes insipidus d. diabetes insipidus dan diabetes mellitus e. diabetes mellitus dan kerusakan nefron 5. Hasil pemeriksaan laboratorium, menunjukkan bahwa urin mengandung protein. Fakta ini terjadi sebagai akibat gangguan fungsi …. a. tubulus kontortus proximal b. glomerulus c. tubulus kontortus distal d. kapsul Bowman e. tubulus renalis 6. Perhatikan beberapa gangguan berikut ini! 1. radang pada tubulus proximal 2. kekurangan hormon antidiuretik 3. radang pada pankreas 4. radang pada hati Gangguan yang menyebabkan kelainan pada fungsi ginjal adalah …. a. 1 dan 2 b. 3 dan 4 c. 2 dan 3 d. 1 dan 4 e. 2 dan 4 7. Organ tubuh yang mempunyai fungsi menghasilkan bilirubin adalah ….. a. hati b. kulit c. paru-paru d. ginjal e. pancreasBelum paham tentang pembentukan bilirubin? Baca dulu artikel iniBilirubin Fungsi dan Proses Pembentukannya 8. Yang akan terjadi apabila terjadi sekresi ADH yang berlebihan adalah…. a. pengeluaran urin sangat banyak b. ginjal giat menyaring plasma darah c. terjadi reabsorbsi glukosa d. warna urin menjadi sangat pekat e. tidak terjadi filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi 9. Peran hati dalam memudahkan pencernaan lemak adalah dengan…. a. menawarkan racun yang ada pada lemak b. mengubah lemak menjadi glukosa c. menghasilkan cairan empedu d. mendegradasi lemak menjadi asam amino e. mengurangi kadar kolesterol 10. Perhatikan keterangan di bawah ini 1. tempat pembongkaran sel darah merah 2. tempat sintesis asam lemak 3. mengubah glukosa menjadi glikogen 4. tempat penyimpanan vitamin C dari keterangan di atas yang meupakan fungsi dari hati adalah…. a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 2 dan 4 d. 3 dan 4 e. 2 dan 3 11. Yang terjadi apabila hati sebagai organ ekskresi mengalami kerusakan adalah…. a. dalam tubuh banyak terdapat senyawa toksik b. tubuh akan mengalami kekurangan cairan c. pencernaan lemak di usus akan terganggu d. gagal melakukan sintesis protein e. pembentukan bilirubin terganggu 12. Selaput pembungkus paru-paru disebut…. a. pleura b. bronkus c. epicardium d. diafragma e. trakhea 13. Fungsi paru-paru sebagai organ ekskresi adalah…. a. menyerap O2 b. mengeluarkan CO2 c. membersihkan darah d. mensekresikan bilirubin e. mengeluarkan urea 14. Organ manusia yang bertanggung jawab mengekskresikan sisa-sisa metabolisme dalam darah adalah…. a. ginjal dan paru-paru b. ginjal dan kulit c. paru-paru dan jantung d. paru-paru dan kulit e. hati dan kulit 15. Di bawah ini merupakan faktor yang TIDAK mempengaruhi pengeluaran keringat pada manusia adalah…. a. emosi b. umur c. suhu d. rangsangan saraf e. aktivitas 16. Perhatikan gambar berikut Bagian kulit yang berfungsi menghasilkan keringat ditunjukkan oleh nomor …. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 17. Fungsi keringat yang diekskresikan kulit adalah untuk…. a. menjaga kelembaban kulit b. mencegah kerusakan enzim tubuh c. menjaga kelangsungan hidup melanosit d. melindungi dari infeksi bakteri e. menghindari kerusakan kulit 18. Anjing tidak memiliki kelenjar keringat, cara anjing untuk mengurangi panas dalam tubuhnya adalah dengan cara…. a. jarang bergerak aktif b. sering minum air c. membuka mulut cukup lebar d. mengkibas-kibaskan ekornya e. duduk diam tak bergerak 19. Alat ekskresi pada serangga berupa…. a. kloaka b. pembuluh Malpighi c. ginjal d. saluran urogenital e. trakhea 20. Ikan air tawar akan banyak mengeluarkan urin dan sedikit minum air karena…. a. kadar mineral di air tawar rendah sehingga air dari lingkungan akan berosmosis ke dalam tubuh ikan b. kadar mineral di air tawar rendah sehingga air dari dalam tubuh akan berosmosis ke luar lingkungan c. kadar mineral di air tawar cukup tinggi sehingga air dari lingkungan akan berosmosis ke dalam tubuh ikan d. kadar mineral di air tawar cukup tinggi sehingga air dari dalam tubuh ikan akan berosmosis ke luar lingkungan e. kadar mineral di air tawar sama dengan kadar mineral dalam tubuh ikan sehingga ikan tidak banyak minum air Kunci jawaban
Ketikaurine seseorang mengandung protein, bisa dipastikan ia mengalami gangguan fungsi ginjal. Di laboratorium akan dilakukan tes ACR (albumin-to-creatinine ratio). Tes ACR akan menunjukkan apakah di dalam urin Kamu terdapat albumin dalam kadar tertentu yang dinggap tidak normal. Kalau hasil tesnya menunjukkan kadar albumin di atas 30
Urinalisis adalah pemeriksaan yang dilakukan melalui analisis sampel urine di laboratorium. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi atau mendiagnosis penyakit serta memantau kondisi kesehatan dan fungsi ginjal. Urinalisis juga dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kehamilan. Tes urinalisis dapat mendeteksi zat-zat tertentu di dalam urine, seperti sel darah, protein, glukosa, kristal, keton, bilirubin, atau bakteri. Keberadaan zat-zat tersebut di dalam urine dapat menunjukkan bahwa Anda mungkin menderita penyakit tertentu, seperti infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, atau diabetes. Selain memeriksa kandungan zat kimia di dalam urine, urinalisis juga dilakukan untuk memeriksa warna, penampilan, bau, dan tingkat pH atau asam basa urine. Kenapa Urinalisis Dilakukan? Urinalisis sering kali dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin check up. Tes urine ini juga dapat dilakukan untuk beberapa hal berikut ini Mengetahui kondisi kesehatan tubuh seseorang Mengevaluasi kinerja dan fungsi sistem saluran kemih Mendeteksi dan memastikan diagnosis suatu penyakit, seperti penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, dan diabetes Memastikan kondisi kehamilan Memantau kondisi kesehatan tubuh seseorang setelah menjalani pengobatan atau tindakan medis tertentu, misalnya operasi saluran kemih Jika dokter menyarankan untuk melakukan urinalisis, Anda disarankan untuk mengonsumsi cukup air putih agar sampel urine yang dibutuhkan dapat mencukupi. Anda juga dapat makan dan minum seperti biasa sebelum pengambilan sampel urine dilakukan. Namun, hindari minum air secara berlebihan atau mengonsumsi makanan yang mengandung pewarna karena dapat menyebabkan hasil tes menjadi tidak akurat. Apabila Anda mengonsumsi obat atau suplemen tertentu, jangan lupa untuk memberitahu dokter. Hal ini dikarenakan beberapa obat atau suplemen dapat memengaruhi hasil urinalisis. Bagaimana Cara dan Proses Pemeriksaan Urinalisis? Langkah pertama yang dilakukan dalam urinalisis adalah mengambil sampel urine. Namun, pengambilan sampel urine tidak bisa dilakukan sembarangan. Anda harus terlebih dahulu membersihkan alat kelamin, khususnya bagian sekitar lubang saluran kemih atau uretra, untuk mencegah sampel urine terkontaminasi bakteri. Wadah yang digunakan untuk menampung sampel urine juga harus dijaga kebersihannya. Anda disarankan untuk tidak menyentuh bagian dalam wadah agar bakteri dari tangan tidak mengontaminasi wadah urine. Ketika mengumpulkan sampel urine, pertama-tama Anda dapat buang air kecil langsung ke toilet selama beberapa detik, lalu hentikan aliran urine. Setelah itu, siapkan wadah penampung sampel urine, lalu buang air kecil kembali dan tampung aliran urine pada wadah tersebut hingga wadah terisi penuh. Setelah sampel urine diambil, urine akan dianalisa di laboratorium dengan tiga cara, yaitu Tes visual urine Pada tes ini, jumlah dan warna urine akan diperiksa. Urine yang berwarna merah atau cokelat tua mungkin mengandung darah, sedangkan urine yang berwarna keruh bisa jadi pertanda adanya infeksi pada saluran kemih. Sementara itu, urine berbusa patut dicurigai sebagai kemungkinan penyakit ginjal. Pemeriksaan dengan mikroskop Pemeriksaan dengan mikroskop dilakukan untuk mengetahui keberadaan atau kandungan zat tertentu di dalam urine. Umumnya, urine yang normal tidak mengandung sel darah merah dan sel darah putih, bakteri, atau kristal yang bisa menjadi pertanda batu ginjal. Tes dipstick Pada tes ini, strip plastik tipis akan dicelupkan ke dalam urine. Tes ini biasanya untuk mengetahui tingkat keasaman atau pH urine, kadar protein, glukosa, bilirubin, sel darah merah, dan sel darah putih di dalam urine. Apa Saja Jenis Penyakit yang Dapat Dideteksi Melalui Urinalisis? Jika Anda mengalami sakit punggung, nyeri perut, nyeri atau perih saat buang air kecil anyang-anyangan, dan sulit untuk buang air kecil, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Untuk menentukan penyebab terjadinya keluhan yang Anda rasakan tersebut, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, termasuk tes urinalisis. Melalui pemeriksaan urinalisis, dokter dapat mendiagnosis penyakit atau kondisi medis tertentu, seperti 1. Diabetes Penyakit ini ditandai dengan tingginya kadar gula atau glukosa pada urine. Selain memeriksa kadar gula di dalam urine, dokter juga akan melakukan tes darah untuk memantau kadar gula dalam darah ketika hendak mendiagnosis penyakit diabetes. 2. Masalah pada ginjal Urine yang mengandung protein, sel darah merah, sel darah putih, dan tampak berwarna kemerahan atau gelap seperti teh bisa menandakan adanya gangguan atau masalah pada fungsi ginjal. Beberapa penyakit pada ginjal yang bisa diketahui melalui pemeriksaan urinalisis di antaranya sindrom nefrotik, infeksi ginjal, sindrom nefritik akut, serta gagal ginjal. 3. Infeksi saluran kemih ISK Urine yang banyak mengandung sel darah merah dan sel darah putih serta memiliki tingkat keasaman atau pH yang tinggi bisa menjadi pertanda adanya infeksi saluran kemih atau batu ginjal. 4. Gangguan hati Bila dalam tes urinalisis terdeteksi kadar bilirubin yang tinggi di dalam urine, hal tersebut bisa menandai adanya gangguan hati. 5. Preeklamsia Urinalisis juga bisa dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan kesehatan tertentu pada ibu hamil. Jika protein di dalam urine ibu hamil jumlahnya berlebih, apalagi disertai dengan tekanan darah tinggi, hal ini menandakan ibu hamil mengalami preeklamsia. Urinalisis merupakan salah satu prosedur pemeriksaan kesehatan yang umum dilakukan dan cukup sering disarankan oleh dokter. Jika Anda diminta untuk menjalani pemeriksaan urinalisis, mintalah informasi pada dokter mengenai apa saja yang harus dilakukan atau dihindari sebelum melakukan tes urine untuk memperoleh hasil tes yang akurat dan optimal. Apabila hasil tes urinalisis Anda menunjukkan hasil abnormal atau kemungkinan adanya penyakit tertentu pada ginjal atau saluran kemih, Anda perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter ginjal. Dokter akan menjelaskan hasil pemeriksaan tersebut dan memberikan penanganan lebih lanjut sesuai kondisi Anda.
pengaruhpenundaan waktu terhadap hasil pemeriksaan sedimen urin. Metode (sedimen urin) dengan metode Shih-Yung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah leukosit pada pemeriksaan segera, 2 jam, dan 3 jam masing-masing yaitu 1,29/µl, 1.05/µl, dan 0,89/ µl, rata-rata jumlah kimiawi urinalisis yaitu protein, hasil negatif Tes protein urine merupakan pemeriksaan urin rutin. Salah satu cara yang digunakan untuk melakukan tes ini adalah melalui pemanasan dengan asam asetat. Tujuan Tujuan tes ini adalah untuk mendeteksi ada atau tidaknya protein yang terkandung dalam urine. Teori Protein yang dipanasakan akan membentuk presipitat yang terlihat berupa kekeruhan. Pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik isoelektrik protein. Kekeruhan yang ringan akan sangat sukar untuk dilihat, maka harus menggunakan tabung yang bersih dan bagus. Jika tabung yang akan digunakan sudah tergores, maka tabung tersebut harus diganti. Pada pemberian asam asetat yang sangat berlebihan akan mengakibatkan hasil negatif palsu pada pemeriksaan tersebut. Sebaliknya, hasil positif palsu dapat ditemukan bila kekeruhan terjadi bukan diakibatkan oleh adanya globulin atau albumin, melainkan Nukleoprotein, kekeruhan terjadi pada saat pemberian asam asetat sebelum pemanasan Mucin, kekeruhan juga terjadi pada saat pemebrian asam asetat sebelum pemanasan Proteose, presipitat terjadi setelah campuran reaksi mendingin, kalau dipanasi menghilang lagi Asam-asam renin, kekeruhan oleh zat ini larut dalam alkohol Protein Bence Jones, protein ini larut dalam pada suhu didih urine, terlihat kekeruhan pada suhu kira-kira 60 derajat celcius. Prosedur kerja Alat dan bahan Tabung reaksi Lampu spiritus Rak tabung reaksi Penjepit tabung reaksi Asam asetat 6% Cara Kerja Masukkan urin jernih sentrifus terlebih dahulu ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh Dengan memegang bagian tabung reaksi pada ujung bawah dengan penjepit tabung reaksi, lapisan atas urine dipanasi di atas nyala api sampai mendidih 30 detik. Perhatikan ada atau tidaknya kekeruhan di lapisan atas. Jika terjadi kekeruhan, kemungkinan disebabkan oleh protein, kalsiumfosfat, kalsiumkarbonat. Teteskan 3-5 tetes asam asetat 6% ke dalam urine yang masih panas itu. Jika kekeruhan disebabkan oleh kalsiumfosfat maka kekeruhan akan lenyap. Jika kekeruhan disebabkan oleh kalsiumkarbonat maka kekeruhan akan tetap hilang tapi dengan pembentukan gas. Jika kekeruhan tetap ada atau menjadi lebih keruh lagi, maka tes terhadap protein adalah positif. Untuk melihat Hasil dan Syarat silahkan lanjut di halaman 2 Pages 1 2 MahasiswaD3 Kebidanan tingkat II semester tiga yang sedang menjalankan praktek klinik kebidanan di Rumah Bersalin Karunia Ananda Kota Semarang dan mempunyai target memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil patologi TM III dengan kebutuhan pemeriksaan urine protein.Mahasiswa tersebut belum pernah melakukan tindakan tersebut. Untuk mencapai target asuhan yang dibutuhkan oleh mahasiswa tersebut

Tes urine atau urinalisis adalah prosedur untuk memeriksa kondisi visual, kimiawi, dan mikroskopik urine. Pemeriksaan ini dilakukan untuk beragam tujuan, mulai dari mendeteksi penyakit atau kondisi hingga memantau efektivitas pengobatan. Tes urine dilakukan dengan mengambil sampel urine pasien yang kemudian diperiksa di laboratorium guna mengetahui kondisi urine sebagai bahan diagnosis suatu penyakit atau kondisi. Tes urine sangat umum dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan atau laboratorium karena cukup mudah dan aman. Meskipun tidak dapat mendiagnosis suatu penyakit secara spesifik, tes urine dapat menjadi bukti awal adanya gangguan kesehatan pada seseorang. Tes urine biasanya akan dikombinasikan dengan pemeriksaan lain agar mendapat hasil diagnosis yang akurat. Selain itu, tes urine juga dapat dilakukan secara rutin untuk memantau kesehatan seseorang atau untuk memeriksa kondisi kesehatan pasien sebelum menjalani suatu prosedur medis. Indikasi Tes Urine Dokter dapat menyarankan pasien untuk menjalani tes urine dengan tujuan sebagai berikut Memantau kondisi kesehatan pasien secara rutin, terutama penderita diabetes, penyakit ginjal, dan hipertensi Mendiagnosis gangguan kesehatan pada orang yang mengalami gejala atau tanda suatu penyakit, seperti nyeri perut atau buang air kecil berdarah Memantau perkembangan penyakit pada orang yang telah didiagnosis menderita suatu penyakit, misalnya memantau tingkat keparahan diabetes Memantau efektivitas suatu pengobatan atau terapi Mendeteksi kehamilan Peringatan Tes urine Sebelum menjalani tes urine, terlebih dahulu beri tahu dokter terkait obat-obatan, suplemen, atau produk herbal yang sedang digunakan. Pasalnya, beberapa obat-obatan dan suplemen dapat memengaruhi kondisi urine, seperti warna urine, sehingga hasil tes menjadi tidak akurat. Berikut ini adalah beberapa obat-obatan yang dapat memengaruhi kondisi urine Klorokuin Triamterene Riboflavin Levodopa Nitrofurantoin Selain obat-obatan, beri tahu dokter juga jika Anda menderita gangguan pada fungsi sistem urinaria, seperti tidak bisa menahan kencing inkontinensia urine atau tidak bisa kencing retensi urine. Jika Anda menderita kondisi ini, pengambilan sampel urine mungkin perlu dilakukan dengan bantuan kateter. Sebelum Tes urine Pasien tidak perlu berpuasa untuk menjalani tes urine. Namun, jika tes urine dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan lain, misalnya tes kolesterol, dokter mungkin akan menganjurkan pasien untuk berpuasa sebelum prosedur dilakukan. Pasien wanita yang akan menjalani tes urine harus menginformasikan kepada dokter jika sedang menstruasi. Hal tersebut dikhawatirkan dapat memengaruhi hasil analisis mikroskopik tes urine. Selain itu, meski masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, pasien yang akan menjalani tes urine sebaiknya tidak berhubungan seks selama 24 jam sebelum pengambilan sampel urine. Pasalnya, berhubungan seks sebelum tes urine dapat memengaruhi hasil pemeriksaan. Prosedur Pengambilan Sampel Urine Pengambilan sampel urine hanya membutuhkan waktu beberapa menit. Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan pasien dalam pengambilan sampel urine Bersihkan area kemaluan menggunakan tisu steril, agar area tersebut bersih dari bakteri dan tidak terbawa ke dalam sampel. Buang sedikit urine yang pertama kali keluar, lalu segera tampung aliran urine berikutnya ke wadah penampung. Tampung urine kurang lebih sebanyak 30–60 ml ke wadah penampung yang disediakan dokter. Buang sisa aliran urine ke toilet jika sampel sudah mencukupi. Tutup rapat wadah yang berisi sampel urine agar tidak tumpah atau terkontaminasi. Bersihkan bagian luar wadah penampung urine menggunakan tisu steril dan cuci tangan setelah melakukan pengambilan sampel. Berikan sampel urine ke dokter untuk dianalisis di laboratorium. Bagi pasien pria, area kemaluan yang harus dibersihkan sebelum melakukan pengambilan sampel adalah ujung kemaluan. Sedangkan bagi pasien wanita, area kemaluan harus dibersihkan dari depan ke belakang. Pasien wanita juga harus membersihkan cairan vagina atau darah menstruasi jika ada. Pada pasien yang tidak dapat melakukan pengambilan sampel urine secara mandiri, dokter biasanya akan menggunakan kateter, yaitu selang karet yang dipasang melalui lubang kencing uretra. Sampel urine yang diambil pada pasien pengguna kateter harus langsung dari selang kateter, tidak boleh dari kantung penampungan. Tujuannya adalah untuk menghindari urine terkontaminasi. Analisis Sampel Urine Ada tiga jenis analisis sampel urine, yaitu analisis visual, analisis kimiawi, dan analisis mikroskopik. Berikut ini adalah penjelasannya Analisis visual Analisis visual adalah jenis analisis sampel urine yang menguji penampakan urine berdasarkan warna dan kejernihannya. Analisis visual biasanya dilakukan pertama kali untuk memperkirakan kondisi urine serta zat apa saja yang terkandung di dalamnya. Warna urine bervariasi, mulai dari bening hingga kuning gelap. Urine yang sehat biasanya berwarna jernih atau sedikit keruh akibat mukus, sperma, cairan prostat, atau sel kulit. Jika warna urine terlihat tidak normal atau tidak seperti biasanya, bisa jadi itu karena pengaruh makanan atau minuman yang dikonsumsi, bisa juga merupakan tanda adanya suatu penyakit. Analisis kimiawi Analisis kimiawi adalah jenis analisis pada tes urine yang bertujuan untuk mendeteksi zat-zat kimia apa saja yang ada di dalam urine beserta kadarnya. Salah satu cara yang paling cepat dan mudah untuk mengetahui zat kimia yang terdapat di dalam urine adalah melalui tes strip. Pada tes ini, petugas laboratorium akan mencelupkan strip khusus ke dalam urine untuk mengecek kandungan zat kimia yang ingin diketahui. Berikut ini adalah beberapa zat yang dapat diperiksa dalam tes strip PH urine Kandungan protein Kandungan gula Konsentrasi urine Kandungan keton Kandungan bilirubin Adanya darah dalam urine Kelebihan dari tes strip ini adalah mudah dilakukan, cepat, dan terjangkau. Akan tetapi, tes strip ini juga memiliki kekurangan, yaitu tidak terlalu akurat, informasi yang diberikan terbatas, dan hasilnya sangat dipengaruhi oleh waktu pencelupan strip ke dalam urine. Analisis kimiawi menggunakan tes strip ini hanya memberikan informasi mengenai ada tidaknya kandungan zat kimia tertentu di dalam urine dan apakah kadarnya sudah tidak normal. Untuk mengetahui kadar zat kimia tersebut secara akurat, perlu dilakukan analisis tambahan. Analisis mikroskopik Analisis mikroskopik bertujuan untuk mendeteksi keberadaan sel, kristal, bakteri, atau jamur yang terkandung di dalam urine. Analisis miskroskopik biasanya dilakukan hanya jika diperlukan, terutama ketika analisis visual dan kimiawi menunjukkan adanya ketidaknormalan dalam urine. Analisis mikroskopik dilakukan dengan mengendapkan urine agar sel-sel dan benda organik lainnya dapat terkumpul, sehingga lebih mudah diamati. Setelah diendapkan, bagian atas endapan urine yang terdiri dari cairan akan dibuang, sedangkan bagian bawahnya yang berbentuk padat akan diamati menggunakan mikroskop. Beberapa jenis sel yang dapat diamati melalui analisis mikroskopik adalah Sel darah merah eritrosit Adanya sel darah merah pada urine merupakan kondisi yang tidak normal dan perlu diketahui pasti penyebabnya. Hal ini dapat menjadi pertanda suatu penyakit, seperti penyakit batu ginjal, infeksi ginjal, atau kanker kandung kemih. Sel darah putih leukosit Sel darah putih umumnya terkandung di dalam urine dalam jumlah yang sangat sedikit. Jika terjadi peningkatan jumlah sel darah putih dalam urine, hal tersebut dapat menjadi pertanda adanya infeksi atau peradangan di saluran kemih. Sel epitel Sel epitel pada kondisi normal juga dapat ditemukan dalam urine dengan kadar yang rendah. Jika terjadi infeksi atau peradangan pada saluran kemih, maka akan terjadi peningkatan jumlah sel epitel dalam urine. Mikroba Urine yang sehat akan selalu berada dalam kondisi steril dan tidak mengandung mikroba di dalamnya. Ditemukannya mikroba dalam urine menunjukkan adanya infeksi. Mikroba yang dapat menyebabkan infeksi adalah bakteri, jamur, dan parasit. Perlu diingat, jika area kemaluan tidak bersih saat pengambilan sampel urine, mikroba dapat mengontaminasi sampel urine sehingga memengaruhi hasil analisis. Oleh karena itu, kemaluan harus dibersihkan dengan benar agar hasil tes urine akurat. Setelah Tes urine Setelah pengambilan sampel urine, pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Dokter akan memberitahukan hasil analisis sampel urine dalam beberapa jam atau keesokan harinya. Hasil tes urine yang tidak normal dapat menunjukkan adanya kondisi atau gangguan tertentu. Dokter akan membandingkan hasil tes urine dengan gejala yang dialami pasien untuk menentukan diagnosa penyakit yang sedang diderita pasien. Hasil tes urine yang normal belum tentu menunjukkan bahwa pasien sehat-sehat saja. Jika pasien mengeluhkan gejala penyakit tertentu tapi hasil tes urine tidak menunjukkan kelainan, maka diperlukan pemeriksaan lanjutan lainnya. Beberapa pemeriksaan lain yang dapat mendukung hasil tes urine adalah Kultur urine Analisis kreatinin urine Analisis total protein dan albumin urine Analisis kalsium urine Efek Samping Tes Urine Pengambilan sampel urine merupakan tindakan yang aman dan tidak menyakitkan. Namun, beberapa efek samping atau keluhan di bawah ini dapat dialami oleh pasien yang menjalani pengambilan sampel urine dengan bantuan kateter Nyeri Perdarahan Infeksi Kerusakan kandung kemih

menunjukkanbahwa 80% protein urine positif. Pemeriksaan protein didalam urine saat ini masih efektif untuk mengetahui adanya gangguan fungsi ginjal dan dapat dijadikan acuan sebai penanda fungsi ginjal (Guh, 2010). Proteinuria pada penyakit ginjal diakibatkan karena peningkatan akibat permeabilitas dan kerusakan barrier Skip to content Beranda / Informasi Kesehatan / Tindakan Medis / Pemeriksaan Protein Urine Tujuan, Tata Laksana, dll Pemeriksaan Protein Urine Tujuan, Tata Laksana, dll Pemeriksaan protein urine adalah satu dari sekian banyak prosedur pemeriksaan medis guna mendeteksi ada atau tidaknya masalah pada tubuh Anda. Simak informasi lengkap mengenai pemeriksaan ini mulai dari tujuan, tata laksana, hingga Itu Pemeriksaan Protein Urine? Pemeriksaan protein urine adalah prosedur pemeriksaan yang—sesuai dengan namanya—dilaksanakan untuk memeriksa kandungan protein di dalam urine. Hal ini diperlukan, utamanya bagi sebagian kalangan karena adanya kandungan protein pada urine bisa menjadi pertanda dari suatu gangguan medis, khususnya organ ginjal. Ya, idealnya urine yang kita keluarkan tidak mengandung protein. Kalaupun ada, kadarnya tidak tinggi. Prosedur pemeriksaan ini umumnya menjadi bagian dari medical check-up rutin untuk memantau kondisi kesehatan tubuh. Tujuan Pemeriksaan Protein Urine Tujuan dari pemeriksaan protein urine ini adalah untuk memeriksa apakah ada kandungan protein yang banyak pada urine. Seperti yang sudah dijelaskan, idealnya di dalam urine hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kandungan protein. Jika ditemukan kandungan protein yang banyak, hal ini tentu mengindikasikan ada yang tidak beres dengan organ ginjal. Ginjal yang sehat berfungsi untuk memfiltrasi dan menyerap protein yang masuk ke dalam tubuh. Sebaliknya, ginjal yang bermasalah akan menyebabkan proses penyerapan absorpsi protein menjadi terganggu yang lantas membuat protein justru ikut terbuang bersama urine. Dengan dilakukannya pemeriksaan urine ini, segala kemungkinan yang mengarah pada gangguan fungsi ginjal dapat dideteksi. Ini tentu saja penting agar dokter bisa segera melakukan penanganan medis demi mencegah komplikasi yang bisa membahayakan Anda. Siapa yang Perlu Melakukan Pemeriksaan Protein Urine? Pemeriksaan kandungan protein di dalam air seni ini utamanya dilakukan pada orang-orang yang memiliki gangguan medis tertentu. Gangguan medis yang dimaksud antara lain sebagai berikut Tekanan darah tinggi hipertensi Penyakit ginjal Diabetes Selain ketiga kondisi di atas, wanita hamil juga disarankan untuk menjalani pemeriksaan ini. Pasalnya, kehamilan juga bisa menyebabkan proses absorpsi protein terganggu yang mana hal ini menjadi pertanda dari preeklampsia yang tentu saja berbahaya. Memeriksa urine untuk mengetahui kandungan protein di dalamnya pun bisa dilakukan oleh Anda yang tidak memiliki masalah kesehatan sekalipun. Hal ini tentu bersifat preventif, yakni mencegah atau meminimalisir kemungkinan untuk mengalami gangguan ginjal di kemudian hari. Anda bisa melakukan tes protein urine ini secara berkala bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kapan Melakukan Pemeriksaan Protein Urine? Tes ini sebaiknya dilakukan secara berkala apabila Anda mengalami gejala-gejala yang mengarah pada gangguan ginjal maupun gangguan kesehatan lainnya atau jika Anda sudah terbukti mengalami gangguan medis tertentu yang berkaitan. Mengenai waktu dan frekuensi pemeriksaan, hal ini akan ditentukan oleh dokter dengan memerhatikan kondisi Anda. Sementara untuk tes protein urine yang bersifat preventif, Anda bisa melakukannya setiap beberapa bulan atau beberapa tahun sekali. Konsultasikan mengenai waktu ideal untuk melakukan tes ini dengan dokter. Tata Laksana Pemeriksaan Protein Urine Bagaimana dengan tata laksana pemeriksaan protein urine? Hal ini mungkin dipengaruhi oleh kondisi pasien dan juga kesiapan fasilitas medis, namun seharusnya tidak ada perbedaan yang signifikan terkait dengan tata laksana tersebut. Berikut adalah informasi yang perlu Anda ketahui terkait tata laksana tes protein urine. 1. Pra Pemeriksaan Sebelum pemeriksaan dilakukan, dokter akan terlebih dahulu melakukan anamnesis guna mengetahui riwayat medis pasien. Hal ini termasuk obat-obatan apa yang pernah atau sedang dikonsumsi. Pasalnya, konsumsi obat-obatan tertentu juga dapat berdampak pada kadar protein di dalam urine. Obat-obatan yang dimaksud antara lain sebagai berikut Obat antiinflamasi nonsteroid OAINS Obat antibiotik Obat antijamur Heroin Obat lithium Obat rheumatoid arthritis Apabila Anda mengonsumsi salah satu atau beberapa dari jenis obat-obatan tersebut, dokter mungkin akan meminta Anda untuk sementara waktu menghentikan konsumsinya. Tidak lupa, dokter juga akan meminta Anda untuk minum air putih yang banyak dan tidak melakukan aktivitas fisik berat terlebih dahulu guna mengoptimalkan akurasi tes nantinya. 2. Pelaksanaan Pemeriksaan Pemeriksaan urine untuk mengetahui kadar protein di dalamnya dilakukan dengan cara mengambil sampel urine, lalu sampel tersebut akan diteliti lebih lanjut di laboratorium. Sampel urine yang diambil terbagi menjadi 2 dua, yaitu Sampel urine sewaktu, yakni sampel yang diambil beberapa saat sebelum pemeriksaan. Sampel urine 24 jam, yakni sampel yang telah diambil dalam kurun waktu 24 jam sebelum pemeriksaan. Pengambilan sampel dapat dilakukan di fasilitas kesehatan, maupun dibawa dari rumah Anda. Berikut adalah tata cara pengambilan sampel yang benar Bersihkan tangan terlebih dahulu dengan sabun atau cairan antiseptik. Bersihkan alat kelamin dengan tisu khusus biasanya disediakan oleh pihak fasilitas kesehatan. Saat berkemih tempatkan urine di dalam wadah yang juga sudah disediakan. Bersihkan bagian luar wadah dengan tisu pembersih. Setelah itu, tutup wadah dengan rapat sebelum diserahkan ke petugas medis. Setelah sampel urine diserahkan, silahkan tunggu sampai dokter atau petugas medis selesai melakukan analisis di laboratorium. Hasil Pemeriksaan Protein Urine Hasil pemeriksaan protein urine akan mengarah kepada dua kemungkinan, yakni normal dan abnormal. Berikut kriteria kandungan protein yang normal Tes urine acak, kadar protein 0-20 mg/dL. Tes urine 24 jam, kadar protein >80 mg/dL. Apabila hasil tes menunjukkan kadar protein melebihi batas, ini artinya ada masalah pada kesehatan tubuh Anda. Beberapa kondisi medis yang kemungkinan dialami adalah sebagai berikut Infeksi ginjal Infeksi saluran kemih Gagal ginjal Glomerulonefritis Sindrom nefrotik Diabetes Hipertensi Gangguan jantung Limfoma Hodgkin Lupus Rheumatoid arthritis Malaria Preeklampsia Kendati demikian, tingginya kadar protein di dalam urine juga bisa menjadi pertanda lainnya yang terbilang ringan seperti Dehidrasi Demam Hipotermia Stres Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut apabila diketahui kadar protein dalam urine Anda termasuk tinggi. Biaya Pemeriksaan Protein Urine Harga tes protein urine mungkin saja berbeda-beda di tiap fasilitas kesehatan, tergantung dari kecakapan tenaga medis dan fasilitas yang diberikan. Pastikan Anda memilih fasilitas kesehatan yang memiliki reputasi baik dalam menerapkan prosedur pemeriksaan seperti ini. Anonim. Urine Protein Test. diakses pada 24 September 2020 Anonim. 2020. Protein in Urine. diakses pada 24 September 2020 O’Connell, K. 2018. Urine Protein Test. diakses pada 24 September 2020 DokterSehat © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi hw5rv6.
  • eu2t8ovxcp.pages.dev/311
  • eu2t8ovxcp.pages.dev/914
  • eu2t8ovxcp.pages.dev/936
  • eu2t8ovxcp.pages.dev/36
  • eu2t8ovxcp.pages.dev/151
  • eu2t8ovxcp.pages.dev/446
  • eu2t8ovxcp.pages.dev/543
  • eu2t8ovxcp.pages.dev/819
  • eu2t8ovxcp.pages.dev/214
  • hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa urine mengandung protein